Artikel GuruInformasi PentingKegiatan guru dan PegawaiKerjasama dan Pengabdian

Jurnal Penelitian Bimbingan dan Konseling

Oleh: Devi Roslina, S.Si., S.Pd.

PEMBERIAN LAYANAN INFORMASI DEMI UPAYA MENGUBAH PERSEPSI PESERTA DIDIK TERHADAP BIMBINGAN DAN KONSELING BAGI SISWA KELAS X-C (ATPH 3) DI SMK PPN TANJUNGSARI SEMESTER GANJIL TAHUN 2022/2023

Artikel Jurnal Penelitian Bimbingan dan Konseling (Oleh: Devi Roslina, S.Si., S.Pd.)

 

Abstrak

Tujuan penelitian tindakan kelas ini dilakukan untuk salah satu upaya mengubah persepsi siswa terhadap Bimbingan Konseling ( BK ) bagi siswa kelas X-C di SMK PPN Tanjungsari semester ganjil tahun pelajaran 2022/2023.

Penelitian tindakan kelas ini di laksanakan di SMK PPN Tanjungsari, yang terletak di Jl. Bandung-Sumedang No.Km.29, Gunungmanik, Kec. Tanjungsari, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat 45362.

Metode yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah dengan memberikan beberapa tindakan pada layanan informasi . Subyek penelitian adalah siswa kelas X-C di SMK PPN Tanjungsari semester ganjil tahun pelajaran 2022/2023, yang berjumlah 33 siswa, yang terdiri dari 20 siswa putra dan 13 siswa putri.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa layanan informasi dapat mengubah persepsi siswa terhadap Bimbingan Konseling dari yang kurang baik dan takut untuk datang sendiri ( melakukan konsultasi ) menjadi persepsi terhadap Bimbingan Konseling baik dan menjadi teman bagi siswa, maka dapat disimpulkan baik secara teoritik maupun empirik bahwa melalui layanan informasi dapat mengupayakan pengubahan persepsi siswa terhadap Bimbingan Konseling bagi siswa kelas X-C (ATPH 3) di SMK PPN Tanjungsari Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2022/2023.

Kata kunci : Persepsi Bimbingan Konseling ( BK ) dan Layanan Informasi

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Faktor utama dalam proses pendidikan di sekolah salah satunya adalah guru. Proses pembelajaran mustahil terlaksana dengan maksimal apabila tidak ditunjang oleh keberadaan guru yang professional, berkualitas akhlak, budi pekerti serta ilmu pengetahuannya, meskipun fasilitas pendidikan lengkap dan canggih.

Tercantum pada pasal 4 menyatakan bahwa: “guru berkedudukan sebagai tenaga profesional yang berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran untuk meningkatkan pendidikan Indonesia”, menurut Undang – Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Serta terdapat pula kutipan dalam Undang – Undang Sisdiknas Nomer 20 Tahun 2003 tentang Tujuan Pendidkan Nasional yakni: “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangkannya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” ( Diknas, 2004 : 2 ).

Untuk membantu setiap individu peserta didik dalam pembelajaran maka seyogyanya tenaga pendidik agar dapat mengembangkan siswanya secara optimal sesuai dengan bakat, kemampuan, nilai dan keunikan kepribadiannya bagi peranannya di masa yang akan dating.

Seorang konselor (Guru BK) hendaknya dapat menyelesaikan masalah dan memberikan bimbingan untuk mencapai tujuan yang diharapkan melalui langkah yang ditempuh untuk menanggulangi dan mengatasi masalah tersebut, maka di setiap sekolah perlu adanya tenaga yang professional. Suatu proses usaha yang diberikan oleh penyuluh pendidikan untuk membantu siswa baik secara individual maupun kelompok untuk memahami dirinya, menyesuaikan dengan lingkungan baik dalam lingkungan pendidikan atau sekolah agar tercapai perkembangan yang seoptimal mungkin merupakan pengertian bimbingan. Maka peran dan fungsi guru bimbingan dan konseling dalam suatu lembaga pendidikan sangat dibutuhkan.

Fakta yang terjadi di SMK PPN Tanjungsari ini, sering timbul persepsi siswa tentang Bimbingan Konseling. Hal ini terbukti dengan masih adanya berbagai hambatan dalam pelaksanaannya, antara lain disebabkan oleh faktor diri siswa sendiri.

Masa remaja merupakan masa yang penuh dengan kesulitan – kesulitan, oleh karena itu masa tersebut dianggap sebagai masa transisi dari masa kanak – kanak menuju dewasa. Pada masa ini segala sesuatu masih bersifat mencoba dan mencari pola yang sesuaidengan dirinya, meskipun hal itu harus melalui berbagai kesalahan yang sering menimbulkan hal – hal yang kurang menyenangkan bagi remaja itu maupun orang lain menurut Soerjono Soekanto ( 2003 : 15 ). Sehingga untuk mencapai perkembangan yang baik harus ada bimbingan yang terarah dari keluarga maupun lingkungan sekolahnnya, Dalam mengatasi permasalhan ini, guru pembimbing akan mendampingi menyelesaikan gejolak psikologi siswa di sekolah.

 

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka dalam penelitian tindakan kelas ini dirumuskan masalah sebagai berikut : Apakah dengan layanan informasi dapat mengubah persepsi siswa terhadap Bimbingan Konseling bagi siswa kelas kelas X-C (ATPH 3) di SMK PPN Tanjungsari Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2022/2023.

 

Tujuan Penelitian

Berdasarkan atas rumusan masalah di atas, maka tujuan dilaksanakan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:

  1. Tujuan Umum

Untuk mengupayakan mengubah persepsi seluruh siswa di SMK PPN Tanjungsari.

  1. Tujuan Khusus

Melalui layanan layanan informasi untuk mengupayakan mengubah persepsi siswa terhadap Bimbingan konseling bagi siswa kelas kelas X-C (ATPH 3) di SMK PPN Tanjungsari Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2022/2023.

 

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

Pengertian Persepsi atau Sikap

Menurut Bimo Walgito (2002 : 55) persepsi adalah suatu proses yang didahui oleh pengindraan, yaitu merupakan proses yang berujud diterimanya stimulus oleh individu melalui alat reseptornya. Namun proses ini tidak berhenti hanya disitu saja melainkan ke pusat susunan syaraf pusat, yaitu otak sehingga terjadilah suatu proses psikolgis sehingga individu menyadari apa yang ia lihat, ia dengar dan sebagainya, sehingga ia mempunyai persepsi.

Sedangkan menurut Davidoff dalam (Jalaluddin Rakhmad, 2003 : 80) bahwa persepsi adalah stimulus yang diindera oleh individu, diorganisir, kemudian diinterpretasikan sehingga individu menyadari, mengerti apa yang diindira. Senada dengan dali Gulo (2002 : 210) persepsi adalah proses pengamatan seseorang terhadap segala sesuatu isi lingkungan dengan menggunakan indera – indera yang dimilikinya sehingga ia menjadi sadar terhadap segala sesuatu yang ada di lingkungannya.

“Pengertian attitude itu dapat diterjemahkan dengan kata sikap dan perasaan tetapi sikap di mana disertai oleh kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan sikap terhadap obyek “ WA Gerungan (2000 : 151). Sedangkan menurut pendapat Mar’at (2001 ; 9) mengartikan bahwa “ Sikap merupakan produk dari proses sosialisasi di mana seseorang bereaksi sesuai dengan rangsangan yang diterima “. Hal ini selaras dengan pendapat dari WS Winkel (1977 : 163 ) yang menterjemahka sikap adalah “ Kecenderungan untuk bereaksi secara positif  (menerima) atau secara negatif (menolak) terhadap suatu obyek berdasarkan suatu penelitian terhadap obyek itu sebagai obyek yang berharga / baik dan tidak berharga / tidak baik “.

Berdasar pendapat tersebut di atas penulis menyimpulkan bahwa persepsi adalah proses perinterpretasika terhadap sesuatu obyek yang datang dari luar dirinya atau lingkungannya sehingga individu menyadari dan mengerti obyek tersebut.

 

Pengertian Bimbingan Konseling

Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu untuk mencapai pemahaman diri dan arah diri terutama untuk membuat penyesuaian maksimalbterhadap sekolah, rumah tangga dan masyarakat umum ( Djumhur dan Muh. Surya, 1995 :30 ). Bimbingan di sini berarti bahwa bimbingan itu merupakan bantuan khusus yang diberikan siswa yang bermasalah, agar mereka dapat memahami, mengerti kesulitannya, dan mampu mengatasinya, sehingga dapat tercapaibtujuan pendidikann yang sesuai dengan tuntutan keadaan lingkungan sekolah, sekolah dan keluarga dan masyarakat. Berdasar uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa bimbingan adalah suatu bantuan atau pertolongan yang diberikan oleh seseorang yang memiliki kemampuan, kepada setiap individu untuk mengembangkan dirinya, dalam mencapai kebahagiaan.

Konseling dapat diartikan bantuan yang diberikan kepada individu dalam memecahkan masalah kehidupannya dengan cara interview, cara yang sesuai dengan keadaan individu yang dihadapi untuk mencapai kesejahteraan hidupnya melalui konseling individu akhirnya dapat memecahkan masalah dengan kemampuannya sendiri.

Menurut Djumhur dan Muh. Surya ( 1995 : 29 ) konseling lebih identik dengan psikoterapi yaitu usaha untuk menolong dan menggarap individu yang mengalami kesukaran dan gangguan psikhis yang serius. Sedangkan menurut James.F. Adams dalam djumhur dan Muh.Surya (1995 : 29) Konseling adalah suatu pertalian timbal balik antaradua orang individu dimana yang seorang ( Konselor ) membantu yang lain (konsele), supaya ia lebih baik memahami dirinya dalam hubungannya dengan masalah – masalah hidup yang dihadapinya pada waktu itu dan waktu yang akan datang.

Menurut SK Mendikbud No. 025 / 0 / 1995 tentang Petunjuk Tehnik Ketentuan Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya yang dimaksud Bimbingan Konseling adalah : Pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perseorangan maupun kelompok agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal dalam bidang bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar dan bimbingan karier, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma – norma yang berlaku.

Dengan memperhatikan definisi seperti di atas jelaslah bahwa konseling merupakan salah satu tehnik pelayanan dalam bimbingan secara keseluruhan, yaitu dengan memberikan bantuan secara individual ( face to face relationship ). Menurut Bimo Walgito ( 2002 : 11 ) Penyuluhan adalah bantuan yang diberikan pada individu dalam memecahkan masalah kehidupannya dengan wawancara, dengan cara – cara yang sesuai dengan keadaan individu yang dihadapi untuk kesejahteraan hidupnya.

 

Hipotesis Tindakan

Dengan layanan informasi dapat mengubah persepsi siswa terhadap Bimbingan Konseling bagi siswa kelas X-C (ATPH 3) di SMK PPN Tanjungsari Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2022/2023.

 

METODOLOGI PENELITIAN

Setting dan Subyek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK PPN Tanjungsari, yang terletak di Jl. Bandung-Sumedang No.Km.29, Gunungmanik, Kec. Tanjungsari, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat 45362. Dalam penelitian ini, peneliti memilih siswa kelas X-C (ATPH 3) di SMK PPN Tanjungsari semester ganjil Tahun Pelajaran 2022/2023 sebagai subjek penelitian. Siswa kelas X-C (ATPH 3) yang berjumlah 33 siswa, yang terdiri dari 20 siswa putra dan 13 siswa putri.

 

Teknik dan Alat Pengumpul Data

Dalam penelitian ini akan menggunakan teknik pengumpulan data non tes, yaitu: observasi, dokumentasi, dan wawancara. Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

  1. Untuk observasi menggunakan alat berbentuk pedoman atau lembar observasi/pengamatan.
  2. Untuk dokumentasi menggunakan lembar kerja untuk mencatat dokumen- dokumen yang diperlukan peneliti, seperti daftar nama, catatan kejadian sehari-hari siswa yang menjadi subjek penelitian sebelum pelaksanaan tindakan.
  3. Untuk wawancara menggunakan alat berupa pedoman wawancara.

 

Validasi dan Analisa Data

Untuk mendapatkan data secara valid, maka penelitian tindakan kelas ini menggunakan triangulasi. Lexy J. Moleong (2002 :178 ) menyatakan bahwa triangulasi adalah tehnik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu. Data penelitian ini menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi metode. Triangulasi sumber berarti peneliti membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil kuesioner. Adapun triangulasi metode dilakukan dengan menggunakan tehnik pengumpulan data yang berbeda untuk mendapatkan yang sejenis,yaitu dengan wawancara dan observasi mengenai layanan informasi untuk mengubah persepsi siswa yang kurang baik terhadap Bimbingan konseling menjadi persepsi siswa yang bersahabat atau yang baik terhadap Bimbingan Konseling bagi siswa kelas X-C (ATPH 3) di SMK PPN Tanjungsari Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2022/2023.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan tehnik interpretasi. Tehnik ini merupakan suatu kegiatan menafsirkan fakta fakta yang diperoleh dari data yang telah diseleksi pada tahap sebelumnya untuk selanjutnya dilakukan analisis data. Dalam tahapan ini langkah – langkah yang harus dilakukan penulis adalah melakukan pengamatan atau observasi dalam pelaksanaan layanan konseling perorangan, kemudian penulis membandingkan dengan sikap siswa selama tidak dilakukan layanan informasi sehingga penulis dapat memilih fakta – fakta yang relevan dan yang terakhir penulis melakukan penafsiran semua hasil data yang telah dibuat untuk dihubungkan antara data yang satu dengan yang lain sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh dan menyeluruh kemudian menjadi suatu fakta.

 

HASIL TINDAKAN

Deskripsi Kondisi Awal

Melihat realita yang penulis amati, bahwa di SMK PPN Tanjungsari telah disediakan / difasilitasi layanan informasi untuk mendukung kegiatan belajar mengajar. Namun layanan informasi ini berjalan dengan efektif karena belum adanya pemanfaatan layanan informasi yang sepenuhnya oleh guru dalam mendukung perkembangan siswa. Penelitian ini akan digunakan layanan informasi untuk mengubah persepsi siswa terhadap Bimbingan konseling ( BK ). Siswa yang akan diubah persepsinya terhadap Bimbingan Konseling ( BK ) melalui layanan informasi adalah siswa kelas X-C (ATPH 3) di SMK PPN Tanjungsari Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2022/2023. Dari hasil dokumentasi selama ini siswa terutama kelas VII masih banyak yang merasa takut jika dipanggil BK, kebanyakan mereka beranggapan jika mereka ke ruang BK akan dikatakan sebagai siswa yang bermasalah.

Hasil Tindakan 1

Tindakan yang dilakukan dengan menyediakan layanan informasi di mana guru membuat informasi mengenai Bimbingan Konseling dengan tema yang disukai “ Perlu Curhat datang saja ke BK “

Hasil Tindakan II

Tindakan ke II menghasilkan kesepakatan bahwa :

  1. Siswa tahu bahwa BK perlu bagi siswa
  2. Siswa memahami BK untuk tempat mengeluh / curhat akan persoalan yang ia hadapi
  3. Siswa mulai berpersepsi berbeda terhadap BK sekalipun belum optimal

 

Hasil Tindakan III

Tindakan ini masih dengan memberikan layanan informasi BK dengan tema yang berbeda pula, Dari tindakan ini menghasilkan kesimpulan

  1. Siswa memahami perlunya BK bagi dirinya
  2. Sikap siswa berubah dan mulai merespon layanan informasi yang ada
  3. Siswa memahami bahwa BK bukan menakutkan

 

Hasil Tindakan IV

Tindakan ke IV dilakukan 2 kegiatan. Kegiatan 1 adalah tindakan pengamatan terhadap siswa kelas VII H, apakah siswa mulai membiasakan dating ke BK jika ada permasalahan. Kegiatan ke 2 peneliti melakukan evaluasi dari perubahan sikap dan persepsi siswa terhadap BK

 

PENUTUP

Simpulan

Layanan informasi yang dilakukan karena persepsi siswa yang kurang memahami akan pentingnya BK. Selama ini siswa merasa takut untuk datang ke BK karena takut kalau dibilang baru kena hukuman atau siswa yang suka buat kesalahan. Perilaku siswa yang selama ini takut ke BK setelah adanya layanan informasi dan siswa mulai memahami BK, mereka tidak takut lagi untuk datang dan berkonsultasi ke BK. Guru Pembimbing berusaha memberikan layanan informasi sesuai dengan tema – tema yang disukai oleh remaja yang masih SMP dan informasi dibuat lebih menarik untuk siswa. Setiap tindakan dilakukan dua kali kegiatan ( pertemuan ). Tindakan layanan ini dipilih agar dapat lebih intensif untuk memberikan pemahaman pada siswa dan juga arahan siswa mengenai Bimbingan Konseling.

Berdasarkan hipotesis tindakan bahwa layanan informasi dapat mengupayakan mengubah persepsi siswa terhadap BK maka dapat disimpulkan baik secara teoritik maupun empirik bahwa melalui layanan informasi dapat mengubah persepsi siswa terhadap BK pada siswa kelas X-C (ATPH 3) di SMK PPN Tanjungsari Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2022/2023.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dan implikasinya maka diajukan saran sebagai berikut:

  1. Bagi Siswa, dapat mengupayakan mengubah persepsi siswa terhadap BK
  2. Bagi Teman Sejawat, menjadi  wawasan  dan    acuan  bagi      Penelitian Tindakan Kelas selanjutnya.
  3. Bagi Sekolah, penelitian Tindakan Kelas untuk menggunakan layanan informasi di sekolah secara efektif untuk menunjang keberhasilan belajar.

 

DAFTAR PUSTAKA

  • Abu Ahmadi. 2002. Sosiologi pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta
  • Bimo Walgito, 2002. Psikologi Sosial. Yogyakarta : Yayasan Penerbit fakultas Psikhologi UGM.2005. Bimbingan Konseling ( Studi & Karir ) Yogyakarta : Andi Offset
  • Dali Gulo,2002. Kamus Psikhologi Umum. Bandung : Tonis
  • Dewa Ketut Sukardi, 2002. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta
  • Diknas, 2006. Undang Undang Republik Indonesia No 14 Tahun 2005.Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional,2004. UU No 20 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional
  • Djumhur, I dan Moh Suryab1995.Bimbingan Konseling di Sekolah, Bandung : CV.Ilmu
  • Jalaludin Rakhmat. 2003. Psikhologi Komunikasi. Bandung : Remaja Rosda Karya
  • Koestoer Partowisastro,H.1999.Dinamika Psikhologi Sosial. Jakarta : Erlangga
  • Lexy Moleong. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaj Rosda Karya
  • Mar’at.2001. Sikap Manusia. Perubahan dan Pengukurannya. Jakarta : Ghalia Indonesia
  • Prayitno dan Erman Amti.1999. Dasar – Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta
  • : Departemen Pendidikan Nasional
  • Siti Rahayu Haditono.1998. Psikhologi Perkembangan. Yogyakarta : Gajahmada University Press.
  • Soerjono Soekanto.2003. Pengendalian Sosial. Jakarta : Rajawali.

Devi Roslina

Guru BK (Konselor) di SMK PPN Tanjungsari

Artikel Lainnya

Back to top button

Silahkan klik untuk menyampaikan pertanyaan Anda. ^^

Ada yang ingin Anda tanyakan?
Close
Close