Tak Berkategori

PTK Penggunaan Media Pembelajaran menarik sebagai upaya meningkatkan minat belajar siswa

 

 

Laporan

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN KELAS 12

SMK PPN TANJUNGSARI

12 September 2023

 

 

 

 

Penggunaan media pembelajaran menarik sebagai upaya meningkatkan minat belajar siswa pada Mata Pelajaran PPKN tentang Dinamika Persatuan dan Kesatuan NKRI

di Kelas 12 K Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian

 

 

 

DI SUSUN OLEH :

 

DUDY SURJADI

NIP. 197202082022211003

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

 

 

  1. LATAR BELAKANG

 

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN) memiliki peran vital dalam membentuk karakter, kesadaran kewarganegaraan, dan pemahaman tentang nilai-nilai demokrasi di kalangan siswa. Namun, sering kali, minat belajar siswa terhadap mata pelajaran ini menurun, terutama pada tingkat kelas XII. Berbagai faktor seperti kurangnya daya tarik materi, pendekatan pengajaran yang monoton, serta minimnya penggunaan media pembelajaran yang menarik dan interaktif menjadi hambatan dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, memahami latar belakang pentingnya penggunaan media pembelajaran yang menarik untuk meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran PPKN kelas XII adalah krusial.

Pengajaran konvensional yang terfokus pada metode ceramah dan bacaan saja seringkali tidak cukup untuk mempertahankan minat belajar siswa, terutama di era di mana siswa lebih terbiasa dengan penggunaan teknologi dan interaksi yang lebih dinamis. Kurangnya variasi dalam pengajaran dapat menyebabkan kebosanan dan menurunkan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran PPKN.

Siswa saat ini merupakan bagian dari generasi digital yang tumbuh di tengah kemajuan teknologi informasi. Mereka terbiasa dengan penggunaan perangkat digital, media sosial, dan konten multimedia. Oleh karena itu, penggunaan media pembelajaran yang menarik dan sesuai dengan preferensi generasi ini dapat meningkatkan keterlibatan dan minat belajar siswa pada mata pelajaran PPKN.

Media pembelajaran yang menarik, seperti video animasi, simulasi interaktif, atau permainan edukatif, dapat menciptakan pengalaman pembelajaran yang berkesan bagi siswa. Ketika siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran dengan media yang menarik, mereka cenderung lebih memahami dan mempertahankan informasi yang dipelajari.

Selain meningkatkan minat belajar, penggunaan media pembelajaran yang menarik juga dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan 21st century yang penting, seperti keterampilan berpikir kritis, kreativitas, kolaborasi, dan literasi media. Ini karena media pembelajaran yang menarik sering kali mengharuskan siswa untuk berpikir secara kreatif, bekerja sama dalam tim, dan menganalisis informasi dari berbagai sumber.

Pentingnya media pembelajaran yang menarik juga terletak pada kemampuannya untuk menjembatani materi pelajaran dengan konteks kehidupan siswa. Guru dapat menggunakan contoh-contoh nyata, studi kasus, atau simulasi yang relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa untuk membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna dan menarik bagi mereka.

Dalam menghadapi perkembangan zaman dan tuntutan kurikulum yang semakin inovatif, penggunaan media pembelajaran yang menarik dan interaktif menjadi semakin penting. Guru dituntut untuk mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran guna menciptakan pengalaman pembelajaran yang lebih dinamis dan menyenangkan bagi siswa.

Media pembelajaran yang menarik juga dapat meningkatkan partisipasi dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Ketika siswa merasa terlibat dan memiliki kontrol atas pembelajaran mereka, mereka cenderung lebih termotivasi untuk belajar dan mencapai hasil yang lebih baik.

Dalam konteks ini, penggunaan media pembelajaran yang menarik dan inovatif menjadi kunci untuk meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran PPKN kelas XII. Melalui penggunaan teknologi dan kreativitas dalam pengajaran, diharapkan siswa dapat lebih terlibat, memahami, dan menginternalisasi nilai-nilai yang diajarkan dalam mata pelajaran ini, sehingga menciptakan generasi yang memiliki kesadaran kewarganegaraan yang kuat dan siap berkontribusi dalam membangun bangsa dan negara yang lebih baik di masa depan

 

 

  1. IDENTIFIKASI MASALAH

 

Penggunaan media pembelajaran memiliki peran yang signifikan dalam meningkatkan minat belajar siswa di berbagai mata pelajaran, termasuk Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN). Namun, ada beberapa masalah yang perlu diidentifikasi terkait dengan bagaimana media pembelajaran memengaruhi peningkatan minat belajar siswa. Maka pada Penilitian tindakan Kelas ini akan diteliti bagaimana penggunaan media pembelajaran mempengaruhi minat belajar siswa ?

 

  1. MANFAAT

Penelitian ini akan sangat bermanfaat bagi guru PPKN atau  guru Mata Pelajaran lainnya dalam menggunakan media pemvelajaran video untuk meningktkan minat belajar siswa, sehingga siswa dapat mengkonstruksi pengetahuannya dengan lebih baik.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

KAJIAN TEORI

  1. Pembelajaran
  2. Pengertian Belajar dan Pembelajaran

Belajar merupakan suatu proses yang sangat penting sekali untuk mengubah pola pikir dan perasaan dengan yang tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak paham lalu menjadi paham.  Dengan belajar manusia menjadi serba bisa dan serba tau akan suatu hal yang belum diketahui sebelumnya. Maka dari itu sebagai seorang indiVdu, harus terus belajar sepanjang masa, jangan pernah berhenti unuk belajar. Karena dengan tidak belajar manusia akan menjadi bodoh.

Ada 4 pilar yang harus dipahami tentang belajar yaity belajar untuk mengetahui (learning to know), belajar untuk berbuat (learning to do), belajar untuk hidup bersama (learning to live together), dan belajar untuk menjadi (learning to be). Pilar tersebut harus diimplementasikan dalam proses belajar di Sekolah. Terutama dalam jenjang sekolah dasar, pilar-pilar tersebut harus diterapkan di kelar ataupun di luar kelas 12

Menurut Budimansyah dalam Sri Hayati berpendapat bahwa pembelajaran merupakan suatu bentuk perubahan yang ada dalam diri peserta didik seperti kemampuan, sikap, pengetahuan, atau perilaku. Perubahan tersebut bersifat permanen akibat dari adanya pengalaman dan pelatihan yang sudah dipelajari oleh peserta didik. Jika perubahan kemampuan yang ada pada diri peserta didik hanya berlangsung dalam waktu yang sebentar, lalu perubahan tersebut kembali ke awal sebelum terjadinya pembelajaran, maka perilaku tersebut belum menunjukkan terjadinya pembelajaran walaupun sudah terjadi proses belajar mengajar. oleh karena itu, sebagai guru tugasnya merencanakan proses pembelejaran yang efektif, nyaman, seru, dan menyenangkan.

Dari beberapa pengertian di atas tentang belajar dan pembelajaran, jadi belajar dan pembelajaran merupakan hal yang sama, maksudnya adalah suatu proses kegiatan untuk membentuk perubahan perilaku, kemampuan, pengetahuan, sikapyang ada pada diri peserta didik sehingga yang tidak tahu menjadi tahu, yang tidak bisa menjadi bisa, dan yang tidak paham menjadi paham. Jadi belajar itu sangatlah penting, dengan belajar manusia menjadi mengerti, menjadi faham tentang suatu hal yang belum diketahuinya. Belajar berarti seubuah perubahan menuju pengembangan diri peserta didik agar kehidupannya menjadi lebih bak dari kehidupan sebelumnya. Belajar juga diartikan sebagai bentuk adaptasi peserta didik agar dapat berinteraksi dengan baik pada lingkungan sekitarnya.

  1. Komponen Pembelajaran

Komponen pembelajaran harus dipahami dan diperhatikan, sebab komponen sangat mempengaruhi kegiatan proses pembelajaran seperti tujuan, isi/materi, metode, media, dan evaluasi. Dalam buku Wina

Sanjaya, berikut komponen-komponen yang harus diperhatikan yaitu:  a. Tujuan

Salah satu komponen yang paling penting yaitu tujuan. Tujuan merupakan suatu kejelasan yang harus diketahui oleh guru dan peserta didik, agar pembelajaran tersebut menjadi terarah. Dengan adanya tujuan dari proses pembelajaran, maka kegiatan belajar seperti materi, metode, dan media yang digunakan  akan sesuai sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

  1. Isi/materi

Komponen kedua yaitu isi/materi, komponen ini juga perlu diperhatikan dalam kegiatan proses pembelajaran. Karena isi/materi merupakan komponen utama atau ini dari suatu kegiatan belajar. Isi/materi ini nantinya yang akan diberikan guru kepada peserta didik, dengan cara menjelaskan isi dari materi tersebut. Oleh karena itu, seorang guru harus mampu berfikir kreatif untuk membangun konsep pembelajaran yang biasa disebut dengan RPP (Rancangan Pengajaran Pembelajaran). Jika suatu pembelajaran dirancang dengan baik, maka proses pembelajaran pun menjadi efektif dan efisien, sehingga hasil dari pembelajaran tersebut maksimal.

  1. Metode

Pada komponen yang ketiga ini, dalam proses pembelajaran harus menggunakan beberapa metode ataupun strategi untuk membangun suasan kelas menjadi aktif. Dalam komponen ini, guru dituntut harus berfikir kreatif dengan menggunakan metode pembelajaran yang membuat peserta didik tidak bosan atau jenuh saat proses pembelajarn berlangsung.

  1. Media

Di zaman yang sudah canggih ini, teknologi sudah sangat berkembang pesat. Sehingga proses pembelajaran pada saat ini menjadi mudah dan terbantu sekali dengan adanya teknologi. Teknologi merupakan salah satu media pendukung dari jalannya proses pembelajaran, peserta didik bisa mendapatkan bahan pelajaran dari berbagai macam sumber. Dalam komponen media ini, pemilihan media pembelajaran sangat harus diperhatikan kriteria pemilihannya, sesuai dengan kebutuhan dari kegiatan pembelajaran tersebut. Oleh karena itu, dengan adanya media pembelajaran diharapkan dapat membantu jalannya proses pembelajaran menjadi lebih mudah dan efektif.

  1. Evaluasi

Komponen evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui hasil dari jalannya proses pembelajaran yang sudah dilakukan. Dengan adanya evaluasi, guru menjadi tahu tingkat kefahaman peserta didiknya sudah sampai mana dalam mengikuti proses pembelajaran. Evaluasi dapat membuat guru melakukan pengoreksian dalam mengajarnya, sudah sesuai atau belum pengajaran yang dilakukan. Lalu komponen evaluasi juga sangat bermanfaat untuk membantu guru dalam memahami karakter peserta didik melalui masalah yang dihadapu ketika proses pembelajaran berlangsung.

Dalam proses belajar, komponen-komponen yang sudah dijelaskan di atas merupakan salah satu perangkat pembelajaran yang tidak dapat dipisahkan atau tertinggal, seorang guru harus memiliki tujuan proses pembelajaran dengan jelas, isi/materi pembelajaran yang lengkap, metode/strategi yang dapat membangun suasan kelas menjadi aktif, media pendukung pembelajaran yang seru dan menyenangkan, dan bahan evaluasi yang harus diperhatikan agar tujuan dari proses pembelajaran sesuai dengan keinginan. Itula penjelasan tentang komponen-komponen pembelajaran yang harus diperhatikan.

  1. Media Audio Visual

 

  1. Pengertian Media Audio Visual

 

Dalam kegiatan pembelajaran, media sangatlah berperan penting dalam mendukung jalannya proses pembelajaran. Media dapat diartikan suatu yang dapat memberikan sebuah pesan atau informasi berupa pengetahuan antara hubungan guru dengan peserta didik.  Menurut Nurseto, media dapat dikelompokkan menjadi lima yaitu media visual diam, media visual gerak, media audio, media audio visual diam, dan media audio visual gerak. Pada pembahasan kali ini, penulis membahas tentang media audio visual sebagai pendukung dalam proses pembelajaran.

Media audio visual merupakan gabungan antara media audio dengan media visual. Media audio merupakan media pembelajaran berupa pesan yang hanya mengandalkan kemampuan berbentuk suara dengan menggunakan panca indera pendengaran (hanya dapat didengar). Sedangkan media visual merupakan media pembelajaran berupa gambar atau tulisan, media ini hanya dapat dilihat dengan menggunakan indera penglihatan sebagai pendukungnya.  Menurut Asyar dalam Tiani mengatakan bahwa media audio visual merupakan salah satu jenis media yang mendukung jalannya proses pembelajaran dengan mengaitkan indera pendengan dan indera penglihatan sekaligus dalam satu proses atau kegiatan yang dilakukan.

Menurut Rusma berpendapat bahwa media audio visual merupakan media campuran antara media audio dan visual atau bisa juga disebut dengan istilah media pandang-dengar, media yang dapat dipandang menggunakan indera penglihatan dan media yang dapat didengar menggunakan indera pendengaran. Media audio visual contohnya dapat berupa, video, televisi, program slide suara (sound slide) dan lain sebagainya.

Menurut Supriyanto dalam jurnalnya mengatakan bahwa media pembelajaran audio visual adalah suatu media yang digunakan dalam proses pembelajaran yang dapat didengar suaranya melalui indera pendengaran dan dapat dilihat gambarnya secara langsung melalui indera penglihatan, media ini dapat disebut dengan video.  Media   pembelajaran audio visual ini sangatlah berperan baik dan penting sekali guna untuk mendorong motivasi, minat, dan hasil belajar peserta didik dalam proses pembelajaran melalui media yang digunakan ini. Pembelajaran menggunakan media audio visual merupakan suatu pengalaman yang baru bagi peserta didik, sehingga peserta didik dapat termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran, selain itu media pembelajaran audio visual menjadikan kegiatan pembelajaran seru dan menyenangkan bagi peserta didik.

Menurut Riyanto dan Asmara dalam Lia Pradilasari dkk mengatakan bahwa media audio visual merupakan suatu alat pembelajaran yang memberikan kesan suara (audio) dan gambar (visual) secara bersamaan dalam satu kali putaran dapat berupa video melalui berbagai aplikasi digital, media audio visual ini juga tidak bergantung pada penjelasan dan pemahaman kata yang ada.

Dengan menggunakan media audio visual dalam proses pembelajaran, diharapkan peserta didik mengerti dan memahami tentang materi yang sudah diberikan oleh gurunya, sehingga prose pembelajaran dapat berjalan dengan baik.  Lalu media pembelajaran audio visual juga sangatlah berperan penting dan bermanfaat sekali untuk mendukung jalannya kegiatan pembelajaran yang berlangsung, peserta didik menjadi sangat antusias sekali dalam belajarnya. Peserta didik juga menjadi termotivasi dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran yang berlansung. Selain itu media audio visual ini dapat memberikan pengalaman-pengalaman baru kepada peserta didik mengenai masalah atau fenomena yang ada di lingkungan anak atau sekitarnya.

Inovasi dalam proses pembelajaran diperlukan adanya pembelajarn yang bermutu. Oleh karena itu, penulis melakukan sebuah inovasi dalam proses pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran audio visual sebagai pendukung proses pembelajaran berlangsung. Penggunaan media audio visual dalam proses pembelajaran menjadikan peserta didik mudah untuk mengerti dan memahami materi-materi yang diberikan oleh gurunya. Media audio visual dapat meningkatkan pemahaman peserta didik pada beberapa materi pelajaran yang harus dipahami dengan menggunakan indera penglihatan dan pendengaran. Penggunaaan media pembelajaran audio visual juga bertujuan dapat menghasilkan hasil belajar yang berkualitas dibanding penggunaan media pembelajaran lainnya.

Jadi dapat disimpulkan dari beberapa pengertian dan penjelasan di atas bahwa media audio visual merupakan suatu pesan atau informasi yang menggabungkan antara media audio dan media visual menjadi satu untuk mendukung jalannya proses kegiatan pembelajaran, media audio visual ini dapat dilihat gambar atau tulisannya menggunakan indera penglihatan dan juga dapat didengar suaranya melalui indera pendengaran. Media audio visual dapat berupa pembahasan materi yang diberikan dari guru kepada peserta didiknya, sehingga media ini dapat menjadikan peserta didik mengembangkan sikap dan ketrampilan dalam belajarnya dengan menggunakan media pembelajaran ini. Contoh media audio visual yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran seperti video, film, televisi, dan lain sebagainya. dengan menggunakan media audio visual ini menjadikan peserta didik dapat termotVasi dalam mengikuti proses pembelajaran, karena media ini dapat dibilang cukup menyenangkan jika digunakan sebagai media pembelajaran. apalagi pada jenjang sekolah dasar, peserta didik sangat suka jika diberikan materi menggunakan media audio visual, karena peserta didik dapat melihat gambar-gambar sekaligus dapat mendengarkan suara-suara yang ada pada video tersebut. Media audio visual ini dapat menjadikan peserta didik fokus dalam pembelajaran yang diikutinya. Sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik karena didukung dengan media pembelajaran yang sangat baik dan menyenangkan.

 

  1. Macam-macam Media Audio Visual

Media audio visual memiliki beberapa macam-macamnya, seperti audio visual diam dan audio visual gerak. Menurut Hanan media audio visual ini dibagi beberapa macam, diantaranya yaitu:

  1. Audio visual diam, yaitu media yang dapat menunjukkan gambar dan suara dengan diam, contohnya dapat berupa film bingkai suara (sound slides), film rangkai suara, cetak suara, video, dan lain sebagainya.
  2. Audio visual gerak, yaitu media yang dapat menunjukkan suara dan gambar yang dapat bergerak, contohnya dapat berupa televisi, video, film, dan lain sebagainya. audio visual gerak ini terbagi lagi menjadi:
  3. Audio visual murni, maksudnya adalah media yang berasal dari unsur suara ataupun gambar dari suatu sumber seperti televisi, video, film.
  4. Audio visual tidak murni, maksudnya adalah media yang berasal dari unsur suara dan gambar dari sumber yang tidak sama atau berbeda contohnya film bingkai suara yang unsur gambarnya bersumber dari slide show (video) unsur suaranya bersumber dari voice note.

Dalam penelitian ini media audio visual yang akan digunakan yaitu audio visual diam dalam bentuk video.

 

  1. Kelebihan dan Kekurangan Media Audio Visual

Media audio visual pada dasarnya memiliki kelemahan dan kelebihan yang ada, ada beberapa kelemahan dalam menggunakan media audio visual da nada juga kelebihannya dalam penggunaan media audio visual.

Menurut pendapat Suryani, dkk dalam Ariyani, dkk menjelaskan berikut kelebihan dan kekurangan yang ada pada media audio visual, kelebihan tersebut diantaranya yaitu:

  1. Media audio visual ini sangatlah menarik perhatian peserta didik, sehingga pembelajaran menjadi lebih seru dan menyenangkan.
  2. Pembelajaran menjadi lebih efektif jika menggunakan media audio visual, karena dengan mudahnya peserta didik menangkap dan memahami materi yang didapatnya dari proses pembelajaran yang berlangsung.
  3. Gaya bahasa yang ada pada media audio visual ini, membuat peserta didik dengan mudahnya menerima pembelajaran.
  4. Memberikan pengalaman baru yang lebih fakta.
  5. Peserta didik menjadi termotVasi dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran, karena dengan menggunakan media ini peserta didik dapat melihat gambar-gamnar yang menarik dan juga mendengarkan suara-suara.

Dari penjelasan di atas bahwa mengenai kelebihan media audio visual dapat mempermudah peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran, peserta didik menjadi lebih mudah untuk berfikir, berimajinasi, dan membayangkan tampilan-tampilan yang ada pada materi yang diberikan oleh gurunya. Selain memiliki kelebihan, media audio visual ini pastinya terdapat kekurangannya, diantaranya yaitu:

  1. Penyusunan media audio visual sangat membutuhkan waktu yang cukup lama, karena mengkombinasikan antara audio dan visual menjadi satu. Jadi produksi dalam pembuatan media audio visual butuh kesabaran, tidak bisa terburu-buru kalau hasilnya ingin bagus dan maksimal.
  2. Menggunakan tenaga dan pikiran yang ekstra, karena harus memerlukan ketrampilan dan kefokusan dalam membuat media ini.
  3. Pengeluaran biaya yang dikeluarkan dapat dibilang cukup mahal untuk membuat media audio visual ini.
  4. Harus memiliki alat dan bahan yang cukup, karena jika tidak memiliki alat dan bahannya maka proses pembuatannya menjadi lebih sulit.

Oleh karena itu, dari beberapa kekurangan yang sudah dipaparkan di atas. Sebagai seorang guru harus meminimalkan kekurangankekurangan yang ada pada media audio visual tersebut, sehingga harus diantisipasi penggunaannya agar menjadi lebih bermanfaat dan berguna dengan baik.

Dari beberapa kelebihan dan kekurangan yang sudah dijelaskan di atas, penggunaan media audio visual sangat menarik perhatian peserta didik dalam proses pembelajaran dengan memberikan gambaran yang menarik. Dengan menggunakan media audio visual ini, biasanya peserta didik sangat fokus sekali jika diberikan video pembelejaran oleh gurunya, rata-rata peserta didik akan takut tertinggal jalannya video tersebut jika mengalihkan perhatiannya kepada hal yang lainnya. media audio visual memberikan materi dengan pengalaman yang nyata ada pada peserta didik sehingga dapat memotVasi adanya aktivitas diri.

  1. Manfaat Penggunaan Media Audio Visual

Penggunaan media audio visual ini pada intinya memiliki manfaat yang cukup banyak untuk mendukung jalannya proses pembelajaran. Menurut Kemp dan Dayton dalam Sigit Prsetyo mengatakan manfaat penggunaan media audio visual dalam pembelajaran, diantaranya yaitu:

  1. Penyampaian materi yang ada pada media audi visual menjadi lebih jelas dan menarik.
  2. Pembelajaran menggunakan media audio visual menjadi lebih efektif.
  3. Peserta didik menjadi lebih terotVasi dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.
  4. Menarik perhatian peserta didik dengan adanya suara dan gambar yang ada pada media audio visual ini.
  5. Media audio visual ini dapat menjadikan proses pembelajaran dilakukan kapan saja dan di mana saja.
  6. Media audio visual dapat menumbuhkan sikap positif peserta didik terhadap materi yang diberikan.
  7. Memberikan pengalaman baru yang nyata kepada peserta didik melalui penggunaan media audio visual.
  8. Menjadikan guru lebih kreatif, karena dalam pembuatan media audio visual ini guru harus memiliki kreatifitas yang tinggi.

Jadi banyak sekali manfaat dari penggunaan media audio visual dalam proses kegiatan pembelajaran yang berlansgung. Guru menjadi lebih kreatif, peserta didiknya pun juga dapat memahami materi dengan mudah. Pembelajaran pun menjadi lebih seru dan menyenangkan,

 

sehingga peserta didik sangat termotVasi dan bersemangat dalam mengikutib proses pembelajaran.

 

  1. Minat Belajar
  2. Pengertian Minat belajar

Menurut Kamus Besar Bahasa indonesia minat artinya keinginan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Sedangkan menurut Serniawan dalam Lucyana dan Alfurqan minat adalah keadaan mental yang menghasilkan respon terarah kepada sesuatu, objek, dan situasi ternetu yang seru dan menyenangkan dan meberikan kepuasan terhadap diri seseorang yang sedang memiliki keinginan akan sesuatu.  Menurut Gie tentang minat, ia mengartikan dengan sederhana bahwa minat artinya sibuk, tertarik, menginginkan, atau terlibat dengan satu kegiatan.

Menurut Agus Sujanto dalam jurnal Lucyana dan Alfurqan memberikan pendapat mengenai minat adalah suatu pemusatan terhadap perhatian yang tidak sengaja yang ada sesuai dengan kemauan dan tergantung pada bakat dan lingkungan yang ada di sekitarnya.

Konsep minat masuk pada motivasi yang ada pada dalam diri manusia. Minat merupakan tingkah laku yang bisa dapat dilihat oleh pancaindera  dan minat terbentuk dari proses belajar mengajar. Minat yaitu sebuah kemauan atau keinginan yang ada pada dalam diri manusia ketika ada stimulus dari luar.

Minat memiliki manfaat sebagai pendorong peserta didik secara kuat dalam mendapatkan presestasi. Peserta didik yang memiliki minat belajar, maka dapat memperkuat ingatan tentang mata pelajaran yang sudah didapat oleh gurunya. Dengan adanya ingatan yang kuat, maka peserta didik dapat memahami materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya. Sehingga peserta didik dengan mudahnya mengerjakan soal tentang materi pelajaran yang sudah dipelajarinya. Hal tersebut menjadikan eserta didik mendapatkan nilai yang bagus. Peserta didik yang memiliki minat belajar tinggi, makak peserta didik tersebut akan fokus dan memiliki konsentrasi yang baik. Dengan konsentrasi yang sudah dibentuk dalam diri peserta didik, maka dapat memudahkan peserra didik dalam memahami materi yang diberikan gurunya.

 

  1. Tolak Ukur Peserta didik pada Minat Belajar

Menurut Susanto faktor-faktor yang dapat mempengaruhi minat belajar peserta didik adalah sebagai berikut:

  1. Kesukaan, maksudnya adalah ketika peserta didik suka pada sesuatu, hal tersebut karena adanya minat. Hal yang biasanya paling disukai, menjadi mudah untuk diingat dan dipahami. Maka sama halnya dengan peserta didik yang minat akan sesuatu dalam pelajaran, maka peserta didik tersebut menjadi menyukai pelajaran itu. Kesukaan ini timbul dari adanya kesenangan dalam diri peserta didik ketika mengikuti pembelajaran, sehingga peserta didik dapat memahami mata pelajatan dengan mudah. Selain itu, peserta didik juga selalu semangat ketika menikuti pembelajaran yang berlangsung jika ia menyukai pelajaran tersebut.
  2. Ketertarikan, maksudnya adalah ketertarikan peserta didik dengan merespon dan aktif ketika mengikuti pembelajaran yang berlangsung. Respon yang diberikan oleh peserta didik menunjukkan bahwa peserta didik tersebut tertarik dalam

 

mengikuti pembelajaran, sehingga timbul adanya rasa penasaran dan ingin tahu.

  1. Perhatian peserta didik, maksudnya ketika peserta didik memiliki minat yang tinggi terhadap pelajaran maka peserta didik tersebut memberikan perhatian yang tinggi terhadap pelajarannya. Dengan memberikan perhatian yang tinggi, maka peserta didik dengan mudahnya memahami materi pelajaran tesebut.
  2. Keterlibatan, maksudnya keterlibatan yang muncul dari dalam diri peserta didik yang menunjukkan bahwa peserta didik terlibat dalam proses pembelajaran, dimana peserta didik sangat giat dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran yang berlangsung, dan mencari sesuatu hal yang baru berkaitan dengan pelajaran yang diberikan oleh gurunya. Maka peserta didik memiliki hasrat untuk memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, memperluas pengetahuan, dan mengembangkan potensial dirinya.

Dari beberapa penjelasan di atas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar peserta didik bahwa minat belajar peserta didik dapat ditentukan berdasarkan rasa ingin tahu yang tinggi, senang, semangat, respon baik peserta didik. minat belajar memiliki peran penting dalam proses pembelajaran di sekolah, karena dengan adanya minat belajar yang tinggi dari peserta didik, maka akan memudahkan peserta didik tersebut memhami materi pelajaran yang siberikan oleh gurunya, dan dengan memiliki minat belajar maka dapat memotVasi peserta didik dalam mengikuti pembelajaran sehingga peserta didik tidak bosan dalam belajarnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

METODE PENELITIAN

 

  1. Lokasi dan Waktu Penelitian

SMK PPN TANJUNGSARI Kelas XII A Kompetensi Keahlian ATPH

Waktu Penelitian tanggal 1 September 2023, 5 September 2023, dan 12 September 2023

 

  1. Metode Penelitian

Pemelitian Tindakan Kelas yang akan dilakukan dengan metode riel yang membagi proses penelitian tindakan menjadi tahap-tahap: (1) studi dan perencanaan; (2) pengambilan tindakan; (3)pengumpulan dan analisis kejadian; (3) refleksi. Kemajuan pemecahan masalah melalui tindakan penelitian diilustrasikan pada Gambar 3.2.

 

Gambar 3.2 Kemajuan Pemecahan Masalah dengan Penelitian Tindakan Sumber: Riel, M. (2007)

 

Riel (2007) mengemukakan bahwa untuk mengatasi masalah, diperlukan studi dan perencanaan. Masalah ditemukan berdasarkan pengalaman empiris yang ditemukan sehari-hari. Setelah masalah teridentifikasi, kemudian direncanakan tindakan yang sesuai untukmengatasi permasalahan dan mampu dilaksanakan oleh peneliti. Perangkat yang mendukung tindakan (media, RPP) disiapkan pada tahap perencanaan. Setelah rencana selesai disusun dan disiapkan, tahap berikutnya adalah pelaksanaan tindakan. Setelah dilakukan tindakan, peneliti kemudian mengumpulkan semua data/informasi/kejadian yang ditemui dan menganalisisnya. Hasil analisis tersebut kemudian dipelajari, dievaluasi, dan ditanggapi dengan rencana tindak lanjut untuk menyelesaikan masalah yang masih ada. Putaran tindakan ini berlangsung terus, sampai masalah dapat diatasi. Pada siklus 1 observasi dilakukan sevelun dilakukan paket tindakan yang dilakukan, selanjutnya siklus ke 2 adalah observasi pada saat paket tindakan dilakukan yang kemudian dianalisis mengenai keberhasilnnya , selanjutnya untuk menjadi bahan PTK selanjutnya agar masalah yang dihadapi di kelas tersebut terselesaikan jika memang belum terselesaikan.

 

  1. GAMBARAN UMUM PENELITIAN ( Siklus Tindakan )
  1. Persiapan: Pengumpulan data dilakukan setelah mendapatkan izin dari sekolah dan persetujuan dari siswa.
  2. Pengumpulan Data tahap 1 tanggal 1 September 2023: Kuesioner didistribusikan kepada siswa untuk diisi secara mandiri. Observasi dilakukan selama proses pembelajaran Pendidikan Pancasila
  3. Analisis Data: Data yang terkumpul akan dianalisis secara kuantitatif untuk mengevaluasi tingkat minat baca siswa. Data dari kuesioner akan dianalisis menggunakan statistik deskriptif, sedangkan data dari observasi akan dianalisis secara kualitatif.
  4. Tanggal 5 September 2023 Pelaksanaan Pembelajaran dengan Penggunaan media audio visual atau Video pembelajaran menarik dalam pembelajaran.
  5. Pengumpulan Data tahap 2 tanggal 12 September 2023: Kuesioner didistribusikan kepada siswa untuk diisi secara mandiri. Observasi dilakukan 7 hari setelah penggunaan video pembelajaran menarik pada proses pembelajaran Pendidikan Pancasila.
  6. Interpretasi Hasil: Hasil analisis akan digunakan untuk mengevaluasi tingkat minat belajar siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa.
  7. Pelaporan Hasil: Temuan dari penelitian ini akan disampaikan dalam bentuk laporan penelitian yang mencakup ringkasan hasil, interpretasi, serta rekomendasi untuk meningkatkan minat baca siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila.

 

  1. INSTRUMEN PENELITIAN
  1. Kuesioner untuk siswa ( terlampir )

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB IV

HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

 

  1. Hasil Kuesioner dari Siswa

Dari hasil yang diperoleh dari jawaban siswa pada pertanyaan pertama  sebelum diterapkannya Pembelajaran yang tidak menggunakan video menarik para siswa sebagian besar hanya membaca sebilan hanya satukali, namun ada juga yang membaca 4 dan 5 kali dalam sebulan. Pada jawaban kedua mereka kurang tertarik yaitu sebanyak 31 siswa yang menjawab pada materi Pembelajaran PPKN. Waktu yang digunakan siswa untuk membaca rata rata 1 sampai 2 jam seminggu artinya memang cukup rendah. Pada jawaban mengenai kenyamanan dalam membaca teks atau materi PPKN jawabannya kurang nyaman, sehingga sikap terhadap bacaan teks atau materi PPKN umumnya mereka menjawab negatif dengan jumlah siswa yang menjawab sebanyak 26 siswa.

 

 

mengenai berpa kali anda membaca pada satu bulan terakhir rata rata siswa menjawab jarang sekali dengan skor 1 poin. Namun pada jawaban pertanyaan no 6 dimana ditanyakan “Apakah frekuensi Anda membaca buku atau materi bacaan di luar kurikulum sekolah berubah setelah diterapkannya model pembelajaran discovery” rata rata siswa atau 31 siswa menjawab lebih sering dengan skor 5 poin dan 2 orang siswa mnjawab tetap sama. Hal ini berarti bahwa model pembelajaran discovery yang diterapkan memiliki efek baik pada peningkatan minat baca siswa.

Pada jawaban dari pertanyaan ke 2 “Apakah Anda merasa tertarik dengan materi pembelajaran PPKN sebelumnya ?” rata rata siswa menjawab biasa saja , namun pada pertanyaan ke 7 “Apakah minat Anda terhadap materi pembelajaran PPKN meningkat setelah menerapkan model pembelajaran discovery? “ rata rata siswa menjawab meningkat. Ini bertarti bahwa model pembelajaran yang disajikan yaitu discovery merakibat baik pada peningkatan minat baca siswa.

Pada jawaban dari pertanyaan ke 3 “Berapa banyak waktu dalam seminggu yang Anda habiskan untuk membaca buku atau materi bacaan lainnya?” rata rata siswa menjawab kurang dari 1 jam , namun pada pertanyaan ke 8 “Berapa banyak waktu dalam seminggu yang Anda habiskan untuk membaca buku atau materi bacaan lainnya setelah menerapkan model pembelajaran discovery? “ rata rata siswa menjawab 2-3 jam . Ini bertarti bahwa model pembelajaran yang disajikan yaitu discovery merakibat baik pada peningkatan minat baca siswa.

Pada jawaban dari pertanyaan ke 4 “Apakah Anda merasa nyaman membaca teks atau buku PPKN ?” rata rata siswa menjawab biasa saja , namun pada pertanyaan ke 9 “Apakah Anda merasa lebih nyaman membaca teks atau buku dalam bahasa Indonesia setelah menerapkan model pembelajaran discovery? “ rata rata siswa menjawab nyaman. Ini bertarti bahwa model pembelajaran yang disajikan yaitu discovery merakibat baik pada peningkatan minat baca siswa.

Pada jawaban dari pertanyaan ke 5 “Bagaimana sikap Anda terhadap membaca materi bacaan yang diberikan dalam pembelajaran PPKN sebelumnya?” rata rata siswa menjawab netral , namun pada pertanyaan ke 10 “Apakah Anda merasa lebih termotivasi untuk membaca buku atau artikel yang berkaitan dengan pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban setelah menerapkan model pembelajaran discovery? “ rata rata siswa menjawab termotivasi. Ini bertarti bahwa model pembelajaran yang disajikan yaitu discovery merakibat baik pada peningkatan minat baca siswa.

Kesimpulan dari penelitian Tindakan kelas ini bahwa penerapan model pembelajaran discovery memberikan efek positif pada peningkatan minat baca siswa.

 

 

BAB IV

HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

 

  1. Pengumpulan Data tahap 1 tanggal 1 Agustus 2023

Dari hasil yang diperoleh dari jawaban siswa pada pertanyaan pertma  mengenai sering tidaknya membaca buku rata rata jawaban siwa menjawab jarang sekali sebanyak 23 siswa, 3 siswa menjawab seminggu sekali, dan 1 orang siswa menjawab beberapa kali dalam seminggu. Dengan demikian maka sebelum diberikan pembelajaran discovery pada pembelajaran Pendidikan Pancasila siswa secara umum jarang membaca buku baikk buku Pendidikan Pancasila (PP) atau buku lainnya. Lebih jelas terlihat pada tabel dibawah ini.

 

Pada jawaban pertanyaan kedua mengenai tertarik tidaknya dengan mata pelajaran Pendidikan Pancasila , jawaban siswa relatif bevariasi 6 siswa kurang tertarik, 7 siswa biasa saja, dan 5 siswa menjawab tertarik sebagaimana terlihat pada tabel berikut

Pada jawaban pertanyaan ketiga  mengenai Penggunaan waktu membaca dalam seminggu diperoleh jawaban siswa tertarik tidaknya dengan mata pelajaran Pendidikan Pancasila , jawaban siswa pada umumnya ( 25 siswa) kurang dari 1 jam, 6 siswa menjawab menjawab 1 s/d 2 jam dan 2 siswa menjawab 2 s/d 3 jam seminggu. Hal ini terlihat dari tabel dibawah ini .

Pada jawaban pertanyaan ke empat  mengenai nyaman tidaknya dalam membaca buku Pendidikan Pancasila pada umumnya siswa menjawab ( 29 siswa) biasa saja, 3 siswa menjawab ngaman, dan hanya 1 siswa menjawab sangat nyaman. Hal ini lebih jelas terlihat pada tabel berikut ini.

Pada jawaban pertanyaan kelima  mengenai sikap terhadap membaca materi bacaan teks atau buku Pendidikan Pancasila pada umumnya siswa menjawab netral (29 siswa), 3 siswa menjawab positif, dan 1 siswa menjawab sangat positif. Hal ini terlihat dari tabel di bawah ini

 

 

  1. Pengumpulan Data tahap 3 tanggal 14 Agustus 2023:

Kuesioner didistribusikan kepada siswa untuk diisi secara mandiri. Observasi dilakukan 7 hari setelah proses pembelajaran Pendidikan Pancasila. Dari hasil yang diperoleh dari jawaban siswa pada pertanyaan pertama  mengenai sering tidaknya membaca buku rata rata siswa menjawab lebih sering sebanyak 32 siswa, 1 siswa menjawab lebih jarang. Dengan demikian maka setelah diberikan pembelajaran discovery pada pembelajaran Pendidikan Pancasila siswa secara umum lebih sering membaca buku baik buku Pendidikan Pancasila (PP) atau buku lainnya. Lebih jelas terlihat pada tabel dibawah ini.

 

Pada jawaban pertanyaan kedua mengenai tertarik tidaknya dengan mata pelajaran Pendidikan Pancasila , jawaban semua siswa menjawab meningkat sebagaimana terlihat pada tabel berikut

Pada jawaban pertanyaan ketiga  mengenai Penggunaan waktu membaca dalam seminggu diperoleh jawaban siswa tertarik tidaknya dengan mata pelajaran Pendidikan Pancasila , jawaban siswa pada umumnya 3-4 jam sebanyak 17 siswa, siswa yang menjawab 1-2 jam seminggu sebanyak 10 siswa dan 2 siswa menjawab 1-2 jam seminggu. ini terlihat dari tabel dibawah ini .

Pada jawaban pertanyaan ke empat  mengenai nyaman tidaknya dalam membaca buku Pendidikan Pancasila pada umumnya siswa menjawab nyaman sebanyak 20 siswa, yang menjawab biasa sebanyak 8 siswa dan yang menjawab sangat nyaman 4 siswa . Hal ini lebih jelas terlihat pada tabel berikut ini.

 

Pada jawaban pertanyaan kelima  mengenai sikap terhadap membaca materi bacaan teks atau buku Pendidikan Pancasila pada umumnya siswa biasa saja sebabanyak 18 siswa, sedangkan yang lainnya menjawab termotivasi sebanyak 15 siswa. Hal ini terlihat dari tabel di bawah ini

 

  1. Analisis Hasil Penelitian

Dari hasil analisa dta yang diperoleh maka terlihat bahwa terjadi peningkatan intensitas membaca siswa antara sebelum dan sesudah diterapkannya model pembelajaran Discovery dengan modul lengkap, dimana siswa pada umumnya menjawab lebih sering membaca. Mengenai ketertarikan pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila terlihat bahwa umumnya siswa menjawab tertarik dengan materi pembelajaran Pendidikan Pancasila.

Waktu yang digunakan siswa dalam seminggu terjadi peningkatan dimana sebelumnya rata rata siswa menjawab kurang dari 1 jam . Meningkat menjadi antara 2 sampai 4 jam seminggu. Dilihat dari nyaman atau tidaknya dengan materi Pendidikan pancasila terjadi peningkatan meskipun tidak terlalu besar , dari jawaban netral menjadi nyaman sebanyak 20 siswa . Jawaban sikap potif tidaknya pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila juga terjadi peningkatan meskipun tidak besar dari 3 siswa menjadi 15 siswa yang termotivasi setelah belajar Pendidikan Pancasila dengan menerapkan model pembelajaran Discovery dengan menggunakan modul lengkap.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB V

PENUTUP

 

 

  1. KESIMPULAN

Kesimpulan dari penelitian Tindakan kelas ini bahwa penerapan model pembelajaran discovery memberikan efek positif pada peningkatan minat baca siswa, baik dari peningkatan jumlah waktu yang dimanfaatkan siswa untuk membaca dalam seminnggu, ketertarikan pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila, kenyamanan dalam pembelajaran serta termotivasi atau tidaknya siswa untuk membaca.

 

  1. SARAN

Pada penelitin tindakan kelas ini hanya dilihat secara umum mengenai penerapan model pembelajaran secara umum yang lengkap dimulai dari pembuatan modul ajar yang lengkap dengan sintak discovery , langkah pendahuluan, inti, penutup, observasi awal, penilaian formatif berupa penilaian diri siswa, penilaian pengetahuan, penilaian keterampilan untuk kegiatan kelompok dan presentasi, penilaian sikap dengan obserbasi. Serta refleksi siswa dan guru agar terlihat target apa yang ingin dicapai guru dalam pembelajaran tersebut.

Karena itu maka untuk penelitian lanjutan adalah lebih detail lagi diteliti apakah karena penggunaan media pembelajarannya, materi ajarnya, gaya mengajarnya juga berpengaruh pada peningkatan minat baca siswa.

 

 

 

 

BAB V

PENUTUP

 

 

  1. KESIMPULAN

Kesimpulan dari penelitian Tindakan kelas ini bahwa penerapan model pembelajaran discovery memberikan efek positif pada peningkatan minat baca siswa.

  1. SARAN

Pada penelitin tindakan kelas ini hanya dilihat secara umum mengenai penerapan model pembelajaran secara umum yang lengkap dimulai dari pembuatan moul ajar yang lengkap dengan sintak discovery , langkah pendahuluan, inti, penutup, observasi awal, penilaian formatif berupa penilaian diri siswa, penilaian pengetahuan, penilaian keterampilan untuk kegiatan kelompok dan presentasi, penilaian sikap dengan obserbasi. Serta refleksi siswa dan guru agar terlihat target apa yang ingin dicapai guru dalam pembelajaran tersebut.

Karena itu maka untuk penelitian lanjutan adalah lebih detaillagi diteliti apakah karena penggunaan media embelajarannya, materi ajarnya, gaya mengajarnya juga berpengaruh pada peningkatan minat baca siswa.

 

  1. DAFTAR PUSTAKA

Ariyani, Intan Sari Ramdhani, Sumiyani. Merdeka Belajar Melalui Penggunaan Media Audio Visual pada Pembelajaran Menulis Teks Deskripsi”. Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa Indonesia, Daerah, dan Asing.Vol. 3. No. 2. 2020.

Basyaruddin, M. dan Asnawir Usman. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers. 2012.

Dewi, Dian Utami., Muhamad Ali, dan Sutarmanto. “Penggunaan Media Audio Visual untuk Meningkatkan Perolehan Kosakata Bahasa Indonesia Anak”. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa. Vol. 2. No. 6. 2013.

Fatoni, Abdurrahman. Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi, Jakarta: Rineka Cipta. 2011.

Fitri, Nur. Penggunaan Media Audio Visual dalam Meningkatkan EfektiVtas Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V MI Raudlatusshibyan NW

Belencong Tahun Ajaran 2017/2018 (Universitas Muhammadiyah Mataram).

Gie, T. L. Cara Belajar yang Baik bagi Mahapeserta didik. Yogyakarta: Gadjah Mada UnVersity Press. 2007.

Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik. Jakarta: Bumi Aksara. 2013.

Halimah, Nur. Penggunaan Media Audio Visual untuk Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Siswa Kelas V MIN Sabang (UIN Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh 2019).

Hamdani. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia. 2011.

Hanum, Rafidhah. “Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Peserta didik Melalui Penggunaan Media Audio Visual pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas V MIN Rukoh Banda Aceh”. PIONIR: Jurnal Pendidikan.

Hayati, Sri. Belajar & Pembelajaran Berbasis CooperatVe Learning. Magelang: Graha Cendekia. 2017.

Hidayah, Nurul. “Penanaman Nilai-nilai Karakter dalam Pembelajaran Bahasa

Indonesia di Sekolah Dasar”. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar. Vol. 2. No. 2. 2015.

Hidayat, Hanan Titis. “Meningkatkan Hasil Belajar Peserta didik Materi Bahasa Indonesia Melalui Pembelajaran dengan Penggunaan Media Audio Visual SMP Nurul Huda Kepahitan”. Jurnal Mitra Pendidikan  (JMP Online). Vol. 5. No. 5. 2021.

Iskandarwasid dan Dadang Sunendar. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2011.

Artikel Lainnya

Silahkan cek ini juga ya!

Close
Back to top button

Silahkan klik untuk menyampaikan pertanyaan Anda. ^^

Ada yang ingin Anda tanyakan?
Close
Close