Artikel GuruBest Practices

Meningkatkan Minat Baca Siswa melalui Penerapan Model Pembelajaran Discovery

 

 

 

 

Laporan

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN KELAS 12

SMK PPN TANJUNGSARI

14 Agustus 2023

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Meningkatkan Minat Baca Siswa melalui Penerapan Model Pembelajaran Discovery pada Mata Pelajaran PENDIDIKAN PANCASILA tentang Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban di Kelas 12A Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura

 

 

 

 

 

 

 

DI SUSUN OLEH :

 

DUDY SURJADI

NIP. 197202082022211003

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

 

 

  1. LATAR BELAKANG

 

Pembelajaran mempunyai kedudukan berarti dalam membentuk kepribadian serta pemahaman kewarganegaraan siswa. Salah satu mata pelajaran yang menekankan pada nilai- nilai kewarganegaraan merupakan Pembelajaran Pancasila serta Kewarganegaraan ( Pendidikan Pancasila ). Modul pelanggaran hak serta pengingkaran kewajiban dalam Pendidikan Pancasila jadi bagian yang krusial buat dimengerti oleh siswa, sebab berkaitan dengan keberpihakan pada prinsip- prinsip demokrasi, hak asasi manusia, serta hukum yang berlaku di negeri. Walaupun modul Pendidikan Pancasila mempunyai relevansi yang kokoh dengan kehidupan tiap hari serta berarti buat uraian masyarakat negeri yang baik, tetapi kerapkali siswa hadapi minimnya atensi dalam membaca modul tersebut. Perihal ini bisa jadi hambatan dalam proses pendidikan serta uraian konsep- konsep berarti yang tercantum dalam pelajaran Pendidikan Pancasila Sebagian aspek bisa jadi pemicu minimnya atensi baca siswa pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila, spesialnya kala modul yang diajarkan merupakan menimpa pelanggaran hak serta pengingkaran kewajiban. Kerapkali, siswa susah memandang keterkaitan langsung antara modul pelajaran Pendidikan Pancasila dengan kehidupan mereka tiap hari. Modul menimpa pelanggaran hak serta pengingkaran kewajiban bisa jadi dikira sangat abstrak ataupun jauh dari kenyataan yang mereka natural, sehingga tidak menarik atensi mereka buat membacanya.

Modul menimpa pelanggaran hak serta pengingkaran kewajiban dalam Pendidikan Pancasila bisa sangat lingkungan serta membutuhkan uraian yang mendalam terhadap konsep- konsep hukum serta kewarganegaraan. Siswa yang mengalami modul yang susah buat dimengerti cenderung kehabisan atensi serta motivasi dalam membacanya. Tata cara pendidikan yang monoton serta kurang interaktif bisa membuat siswa merasa bosan serta kurang termotivasi buat membaca modul Pendidikan Pancasila Bila pendidikan cuma dicoba lewat ceramah ataupun membaca novel bacaan tanpa terdapatnya alterasi dalam pendekatan pendidikan, hingga siswa cenderung kehabisan atensi dalam proses pendidikan. Aspek area pula bisa mempengaruhi atensi baca siswa. Area belajar yang kurang mengasyikkan, semacam ruang kelas yang tidak aman ataupun minimnya sumber energi pendidikan yang mencukupi, bisa membuat siswa kurang termotivasi buat membaca serta belajar dengan baik.

Tingkatkan atensi baca siswa pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila sangat berarti buat membenarkan uraian yang lebih baik tentang prinsip- prinsip demokrasi, hak asasi manusia, serta kewarganegaraan. Tidak hanya itu, tingkatkan atensi baca pula hendak menolong siswa buat meningkatkan keahlian literasi yang kokoh, yang hendak berguna dalam kehidupan mereka di masa depan.

 

Minimnya atensi baca siswa pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila, paling utama kala modul yang diajarkan merupakan menimpa pelanggaran hak serta pengingkaran kewajiban, ialah tantangan yang butuh diatasi dalam proses pendidikan. Dengan menguasai faktor- faktor yang mempengaruhi atensi baca siswa, guru bisa merancang strategi pendidikan yang lebih efisien serta menarik buat tingkatkan atensi serta keterlibatan siswa dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bisa jadi salah satu pendekatan yang efisien buat menanggulangi permasalahan ini dengan mengaitkan guru serta siswa secara aktif dalam proses revisi pendidikan.

 

  1. IDENTIFIKASI MASALAH

 

Rendahnya Minat atau  baca siswa pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila kelas XII, dalam hal ini modul pelanggaran hak serta pengingkaran kewajiban, masalah tersebut bisa jadi diakibatkan oleh kompleksitas modul, minimnya relevansi dengan kehidupan tiap hari siswa, pemakaian tata cara pembelajaran yang kurang pas, minimnya keterlibatan siswa dalam pendidikan, serta minimnya pemakaian sumber belajar bonus yang relevan. Rendahnya minat baca siswa bisa berakibat negatif pada proses pendidikan Pendidikan Pancasila kelas XII. Siswa yang tidak tertarik buat membaca modul pelajaran hendak hadapi kesusahan dalam menguasai konsep- konsep berarti yang tercantum dalam mata pelajaran tersebut. Perihal ini bisa berakibat pada hasil belajar mereka serta pada kesimpulannya, pengaruhi pemahaman kewarganegaraan serta partisipasi aktif mereka dalam kehidupan warga.

Permasalahan Rendahnya minat atau atensi baca siswa pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila kelas XII, spesialnya pada modul pelanggaran hak serta pengingkaran kewajiban, ialah tantangan yang butuh diatasi dalam proses pendidikan. Pemakaian model pendidikan yang pas serta relevan bisa menolong tingkatkan atensi siswa buat membaca serta menguasai modul pelajaran dengan lebih baik, sehingga menghasilkan area pendidikan yang lebih efisien serta menarik untuk siswa. Sehingga jaka terbuat dalam bntuk kalimat tanya merupakan selaku berikut: Gimana Model Pendidikan Discovery bisa tingkatkan atensi baca siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Kelas XII?

 

  1. TUJUAN

Tujuan utama dari penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan minat baca siswa terhadap materi pelajaran Pendidikan Pancasila, khususnya pada topik pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban. Dengan menggunakan model pembelajaran discovery, diharapkan siswa akan lebih tertarik dan termotivasi untuk membaca dan memahami materi tersebut secara aktif dan mandiri. Selain meningkatkan minat baca siswa, tujuan lainnya adalah untuk memperdalam pemahaman siswa tentang konsep-konsep yang terkait dengan pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban dalam Pendidikan Pancasila Dengan melibatkan siswa dalam proses penemuan dan eksplorasi sendiri melalui model pembelajaran discovery, diharapkan mereka akan lebih memahami dan menginternalisasi konsep-konsep tersebut dengan lebih baik. Penelitian ini juga bertujuan untuk meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Melalui model pembelajaran discovery, diharapkan siswa akan lebih aktif terlibat dalam eksplorasi dan penemuan konsep-konsep baru, sehingga mereka merasa memiliki kontrol dan tanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri.

Penggunaan model pembelajaran discovery juga bertujuan untuk merangsang kreativitas dan berpikir kritis siswa. Dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memecahkan masalah dan menemukan pengetahuan baru melalui eksplorasi mandiri, diharapkan mereka akan mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif yang diperlukan untuk memahami dan mengevaluasi informasi dengan lebih baik. Penelitian ini juga bertujuan untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa. Melalui model pembelajaran discovery, siswa akan diajak untuk mengambil peran aktif dalam pembelajaran mereka sendiri, sehingga mereka dapat mengembangkan keterampilan belajar yang mandiri dan bertanggung jawab. Tujuan lain dari penelitian ini adalah untuk menyediakan alternatif pembelajaran yang inovatif bagi guru dalam mengatasi rendahnya minat baca siswa pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila Dengan mengimplementasikan model pembelajaran discovery, diharapkan guru akan memiliki strategi pembelajaran yang efektif dan menarik untuk meningkatkan minat dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran.

Dengan demikian, tujuan pembuatan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengembangkan pendekatan pembelajaran yang efektif dalam mengatasi rendahnya minat baca siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila kelas XII, terutama pada materi pembelajaran pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban, melalui penggunaan model pembelajaran discovery.

 

  1. MANFAAT

Penelitian Tindakan kelas ( PTK) ialah pendekatan yang efisien dalam menanggulangi masalah- masalah yang timbul dalam proses pendidikan. Permasalahan rendahnya minat /  atensi baca siswa pada mata pelajaran Pembelajaran Pancasila serta Kewarganegaraan( Pendidikan Pancasila) kelas 12. Berikut merupakan bebrapa hal yang bisa diperoleh melalui kegiatan  PTK dalam menanggulangi permasalahan tersebut dengan penggunaan model pembelajaran sebagai salah satu solusinya.

  1. Memberikan Informasi yang fleksibel bagi guru dalam penggunaan Model Pembelajaran yang cocok badi siswa di kelas tertentu. Dengan melaksanakan observasi terhadap respons siswa terhadap model- model pendidikan yang berbeda, guru bisa memastikan model pendidikan yang sangat efisien dalam tingkatkan atensi baca siswa pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila
  2. Meningkatkan Kerja sama antara Guru serta Siswa dimana dengan dilaksanakannya Pembelajaran dengan sintak model pembelajaran discovery siswa dan guru dapat berinteraksi lebih banyak, sehingga bisa memotivasi siswa dalam meningkatkan keingin tahuan siswa dalam menggali ilmu dan membangun pengetahuannya sendiri.
  3. Memberikan kesempatan bagi guru untuk memperbaiki pembelajaran secara berkesinambungan.
  4. Berbagi pengalaman bagi guru yang lain dari hasil yang diperoleh untuk situasi yang relatif sama
  5. Dapat menemukan penemuan baru berkaitan dengan model pembelajaran

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

 

 

  1. MASALAH KURANGNYA MINAT BACA SISWA

Kurangnya minat baca siswa terlihat dari observasi kelas yang dilakukan atau hal ini akan terlihat saat kita melakukan pembelajaran :

  1. Partisipasi dalam Diskusi atau Kegiatan Kelas: Siswa kurang aktif dalam diskusi atau kegiatan kelas yang melibatkan membaca dan mendiskusikan materi Pendidikan Pancasila, terutama saat topiknya adalah pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban.
  2. Tidak melaksanakan tugas membaca referensi sesuai LKPD, siswa seringkali tidak melaksanakan tugas membaca referensi pada kegiatan pembelajaran di kelas atau tugas sekolah.
  3. Skor Tes atau Tugas: Siswa mendapatkan skor rendah dalam tes atau tugas yang berkaitan dengan materi Pendidikan Pancasila tentang pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban, menunjukkan kurangnya pemahaman dan minat mereka terhadap topik tersebut.
  4. Komentar atau Respons Siswa: Siswa memberikan komentar atau respons yang menunjukkan kurangnya minat atau ketertarikan mereka terhadap materi Pendidikan Pancasila yang berkaitan dengan pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban.
  5. Penggunaan Sumber Belajar Tambahan: Siswa jarang atau tidak menggunakan sumber belajar tambahan seperti buku referensi, artikel, atau sumber online untuk memperdalam pemahaman mereka tentang materi Pendidikan Pancasila
  6. Ekspresi Fisik atau Sikap dalam Kelas: Siswa menunjukkan ekspresi fisik yang menunjukkan ketidaknyamanan atau kebosanan saat materi Pendidikan Pancasila dibahas, misalnya gelisah, mengantuk, atau tidak fokus.
  7. Keterlibatan dalam Proyek atau Presentasi: Siswa menunjukkan kurangnya minat untuk terlibat dalam proyek atau presentasi yang berhubungan dengan materi Pendidikan Pancasila tentang pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban.
  8. Konsistensi dalam Membaca Materi Tambahan: Siswa tidak konsisten dalam membaca materi tambahan yang disediakan oleh guru, seperti artikel berita, studi kasus, atau bahan bacaan lainnya yang berkaitan dengan pelajaran Pendidikan Pancasila
  9. Frekuensi Kunjungan ke Perpustakaan: Siswa jarang atau tidak pernah mengunjungi perpustakaan untuk membaca buku atau referensi terkait dengan mata pelajaran Pendidikan Pancasila
  10. KERANGKA TEORI
    • Faktor Faktor yang mempengaruhi minat baca siswa

1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Baca Siswa

Guthrie, J. T., Wigfield, A., & Von Secker, C. (2000) menyebutkan bahwa minat baca siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk faktor internal seperti minat, motivasi, dan kebiasaan membaca, serta faktor eksternal seperti lingkungan sosial, pendidikan, dan akses terhadap bahan bacaan.

2. Peran Guru dalam Meningkatkan Minat Baca Siswa

Krashen, S. D. (2004) menunjukkan bahwa peran guru sangat penting dalam meningkatkan minat baca siswa. Guru dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang menarik, memberikan motivasi kepada siswa, serta memberikan akses terhadap bahan bacaan yang menarik dan relevan.

3. Dampak Kurangnya Minat Baca terhadap Pencapaian Akademik

Wang, J., & Guthrie, J. T. (2004). menyoroti dampak kurangnya minat baca terhadap pencapaian akademik siswa. Studi menunjukkan bahwa siswa yang memiliki minat baca yang rendah cenderung memiliki prestasi akademik yang lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang memiliki minat baca yang tinggi.

4. Strategi untuk Meningkatkan Minat Baca Siswa

Guthrie, J. T., & Wigfield, A. (2000). mencakup strategi-strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan minat baca siswa, seperti menciptakan lingkungan yang mendukung membaca, memberikan pilihan bahan bacaan yang menarik, serta mengintegrasikan pembelajaran membaca ke dalam berbagai mata pelajaran.

 

  • Solusi Masalah Kurangnya Minat Baca Siswa

 

1. Teori Konstruktivisme

Teori konstruktivisme ( Jonassen, D. H.,1994 dan Vygotsky, L. S., 1978 ) menekankan bahwa pembelajaran adalah proses aktif di mana siswa secara aktif membangun pemahaman mereka sendiri melalui refleksi atas pengalaman mereka dan interaksi dengan lingkungan pembelajaran. Dalam konteks kurangnya minat baca siswa pada mata pelajaran PENDIDIKAN PANCASILA, pendekatan konstruktivisme menekankan pentingnya menciptakan pengalaman pembelajaran yang menarik dan relevan bagi siswa, serta memberikan kesempatan bagi mereka untuk membangun pemahaman mereka sendiri melalui diskusi, refleksi, dan pembelajaran berbasis proyek.

2. Teori Motivasi Belajar

Teori motivasi belajar ( Pintrich, P. R. ,2003. dan Deci, E. L., & Ryan, R. M. ,2002 ) menyoroti faktor-faktor psikologis yang memengaruhi minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran. Dalam konteks kurangnya minat baca siswa pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila, teori motivasi belajar menekankan pentingnya menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendukung, memberikan tantangan yang sesuai dengan tingkat keterampilan siswa, dan memberikan penghargaan atau pengakuan atas prestasi siswa untuk meningkatkan motivasi belajar mereka.

3. Teori Pembelajaran Aktif

Teori pembelajaran aktif ( Prince, M. 2004 dan Bonwell, C. C., & Eison, J. A. 1991) menekankan pentingnya keterlibatan aktif siswa dalam proses pembelajaran, di mana mereka secara aktif terlibat dalam membangun pemahaman mereka sendiri melalui berbagai kegiatan seperti diskusi, eksperimen, dan penerapan konsep dalam situasi nyata. Dalam konteks kurangnya minat baca siswa pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila, pendekatan pembelajaran aktif dapat mencakup penggunaan studi kasus, permainan peran, atau proyek kolaboratif yang menarik dan relevan.

Dengan demikian maka Penerapan model pembelajaran yang tepat dalam mengatasi masalah kurangnya minat baca siswa pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila kelas 12 materi pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban sangatlah penting. Berbagai teori, seperti konstruktivisme, motivasi belajar, pembelajaran aktif, dan pembelajaran berbasis proyek, memberikan dasar yang kuat dalam merancang strategi pembelajaran yang sesuai dan efektif. Referensi yang disebutkan di atas dapat menjadi pedoman yang berguna dalam mengimplementasikan model pembelajaran yang tepat dalam konteks pembelajaran Pendidikan Pancasila

Penggunaan Model Pembelajaran Discovery sebagai salah satu solusi rendahnya minat baca siswa dengan memperhatihan beberapa hal berikut :

1. Mendorong Keterlibatan Aktif Siswa

Dalam model pembelajaran discovery learning, siswa didorong untuk aktif terlibat dalam proses pembelajaran melalui eksplorasi, observasi, dan penemuan sendiri. Dengan demikian, siswa tidak hanya menjadi objek pasif dalam pembelajaran, tetapi juga menjadi subjek aktif yang secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat meningkatkan minat siswa karena mereka merasa memiliki kontrol dan tanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri.

 

2. Meningkatkan Motivasi Intrinsik Siswa

Discovery learning memungkinkan siswa untuk merasakan kegembiraan dan kepuasan dalam menemukan sesuatu secara mandiri. Ketika siswa berhasil menemukan atau memecahkan masalah dengan usaha mereka sendiri, hal itu dapat meningkatkan motivasi intrinsik mereka untuk belajar lebih lanjut. Dalam konteks materi pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban dalam Pendidikan Pancasila, siswa dapat merasakan kepuasan ketika mereka berhasil memahami konsep-konsep yang rumit melalui proses penemuan sendiri.

 

3. Menciptakan Pengalaman Belajar yang Bermakna

Model pembelajaran discovery learning memberikan kesempatan bagi siswa untuk menciptakan pengalaman belajar yang bermakna dan relevan dengan kehidupan mereka. Dengan melibatkan siswa dalam situasi nyata atau studi kasus yang berkaitan dengan pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban, mereka dapat mengaitkan konsep-konsep yang diajarkan dengan konteks kehidupan mereka sendiri. Hal ini dapat membuat materi pembelajaran lebih menarik dan relevan bagi siswa, sehingga meningkatkan minat mereka untuk membaca dan memahami materi tersebut.

4. Memperkuat Keterampilan Berpikir Kritis

Dalam model pembelajaran discovery learning, siswa diajak untuk memecahkan masalah, membuat hipotesis, dan menarik kesimpulan sendiri berdasarkan bukti yang mereka temukan. Hal ini dapat membantu memperkuat keterampilan berpikir kritis siswa, yang merupakan keterampilan penting dalam memahami dan mengevaluasi informasi, termasuk informasi yang terkait dengan pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban dalam Pendidikan Pancasila

5. Merangsang Kemauan untuk Belajar Lebih Lanjut

Discovery learning dapat merangsang kemauan siswa untuk belajar lebih lanjut tentang topik yang mereka temui dalam proses penemuan. Ketika siswa merasa tertarik dan termotivasi oleh proses pembelajaran yang menyenangkan dan memuaskan, mereka cenderung ingin mengeksplorasi lebih lanjut dan mendalami topik tersebut. Hal ini dapat membantu mengatasi kurangnya minat baca siswa pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila, karena mereka merasa termotivasi untuk terlibat dalam pembelajaran secara aktif.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

METODE PENELITIAN

 

  1. Lokasi dan Waktu Penelitian

SMK PPN TANJUNGSARI Kelas XII A Kompetensi Keahlian ATPH

Waktu Penelitian tanggal 1 Agustus 2023, 7 agustus 2023 dan 14 Agustus 2023

  1. Metode Penelitian

Pemelitian Tindakan Kelas yang akan dilakukan dengan metode riel yang membagi proses penelitian tindakan menjadi tahap-tahap: (1) studi dan perencanaan; (2) pengambilan tindakan; (3)pengumpulan dan analisis kejadian; (3) refleksi. Kemajuan pemecahan masalah melalui tindakan penelitian diilustrasikan pada Gambar 3.2.

 

Gambar 3.2 Kemajuan Pemecahan Masalah dengan Penelitian Tindakan Sumber: Riel, M. (2007)

 

Riel (2007) mengemukakan bahwa untuk mengatasi masalah, diperlukan studi dan perencanaan. Masalah ditemukan berdasarkan pengalaman empiris yang ditemukan sehari-hari. Setelah masalah teridentifikasi, kemudian direncanakan tindakan yang sesuai untukmengatasi permasalahan dan mampu dilaksanakan oleh peneliti. Perangkat yang mendukung tindakan (media, RPP) disiapkan pada tahap perencanaan. Setelah rencana selesai disusun dan disiapkan, tahap berikutnya adalah pelaksanaan tindakan. Setelah dilakukan tindakan, peneliti kemudian mengumpulkan semua data/informasi/kejadian yang ditemui dan menganalisisnya. Hasil analisis tersebut kemudian dipelajari, dievaluasi, dan ditanggapi dengan rencana tindak lanjut untuk menyelesaikan masalah yang masih ada. Putaran tindakan ini berlangsung terus, sampai masalah dapat diatasi. Pada siklus 1 observasi dilakukan sevelun dilakukan paket tindakan yang dilakukan, selanjutnya siklus ke 2 adalah observasi pada saat paket tindakan dilakukan yang kemudian dianalisis mengenai keberhasilnnya , selanjutnya untuk menjadi bahan PTK selanjutnya agar masalah yang dihadapi di kelas tersebut terselesaikan jika memang belum terselesaikan.

 

  1. GAMBARAN UMUM PENELITIAN
  1. Persiapan: Pengumpulan data dilakukan setelah mendapatkan izin dari sekolah dan persetujuan dari siswa.
  2. Pengumpulan Data tahap 1 tanggal 1 Agustus 2023: Kuesioner didistribusikan kepada siswa untuk diisi secara mandiri. Observasi dilakukan selama proses pembelajaran Pendidikan Pancasila
  3. Analisis Data: Data yang terkumpul akan dianalisis secara kuantitatif untuk mengevaluasi tingkat minat baca siswa. Data dari kuesioner akan dianalisis menggunakan statistik deskriptif, sedangkan data dari observasi akan dianalisis secara kualitatif.
  4. Tanggal 7 Agustus 2023 Pelaksanaan Pembelajaran dengan Penerapan Model Pembelajaran Discovery dengan menggunakan modul ajar lengkap. ((Pengumpulan data tahap 2)
  5. Pengumpulan Data tahap 2 tanggal 14 Agustus 2023: Kuesioner didistribusikan kepada siswa untuk diisi secara mandiri. Observasi dilakukan 7 hari setelah proses pembelajaran Pendidikan Pancasila.
  6. Interpretasi Hasil: Hasil analisis akan digunakan untuk mengevaluasi tingkat minat baca siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi minat baca siswa.
  7. Pelaporan Hasil: Temuan dari penelitian ini akan disampaikan dalam bentuk laporan penelitian yang mencakup ringkasan hasil, interpretasi, serta rekomendasi untuk meningkatkan minat baca siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila.
    1. INSTRUMEN PENELITIAN
  8. Kuesioner untuk siswa ( terlampir )

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB IV

HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

 

  1. Pengumpulan Data tahap 1 tanggal 1 Agustus 2023

Dari hasil yang diperoleh dari jawaban siswa pada pertanyaan pertma  mengenai sering tidaknya membaca buku rata rata jawaban siwa menjawab jarang sekali sebanyak 23 siswa, 3 siswa menjawab seminggu sekali, dan 1 orang siswa menjawab beberapa kali dalam seminggu. Dengan demikian maka sebelum diberikan pembelajaran discovery pada pembelajaran Pendidikan Pancasila siswa secara umum jarang membaca buku baikk buku Pendidikan Pancasila (PP) atau buku lainnya. Lebih jelas terlihat pada tabel dibawah ini.

 

Pada jawaban pertanyaan kedua mengenai tertarik tidaknya dengan mata pelajaran Pendidikan Pancasila , jawaban siswa relatif bevariasi 6 siswa kurang tertarik, 7 siswa biasa saja, dan 5 siswa menjawab tertarik sebagaimana terlihat pada tabel berikut

Pada jawaban pertanyaan ketiga  mengenai Penggunaan waktu membaca dalam seminggu diperoleh jawaban siswa tertarik tidaknya dengan mata pelajaran Pendidikan Pancasila , jawaban siswa pada umumnya ( 25 siswa) kurang dari 1 jam, 6 siswa menjawab menjawab 1 s/d 2 jam dan 2 siswa menjawab 2 s/d 3 jam seminggu. Hal ini terlihat dari tabel dibawah ini .

Pada jawaban pertanyaan ke empat  mengenai nyaman tidaknya dalam membaca buku Pendidikan Pancasila pada umumnya siswa menjawab ( 29 siswa) biasa saja, 3 siswa menjawab ngaman, dan hanya 1 siswa menjawab sangat nyaman. Hal ini lebih jelas terlihat pada tabel berikut ini.

Pada jawaban pertanyaan kelima  mengenai sikap terhadap membaca materi bacaan teks atau buku Pendidikan Pancasila pada umumnya siswa menjawab netral (29 siswa), 3 siswa menjawab positif, dan 1 siswa menjawab sangat positif. Hal ini terlihat dari tabel di bawah ini

 

 

  1. Pengumpulan Data tahap 3 tanggal 14 Agustus 2023:

Kuesioner didistribusikan kepada siswa untuk diisi secara mandiri. Observasi dilakukan 7 hari setelah proses pembelajaran Pendidikan Pancasila. Dari hasil yang diperoleh dari jawaban siswa pada pertanyaan pertama  mengenai sering tidaknya membaca buku rata rata siswa menjawab lebih sering sebanyak 32 siswa, 1 siswa menjawab lebih jarang. Dengan demikian maka setelah diberikan pembelajaran discovery pada pembelajaran Pendidikan Pancasila siswa secara umum lebih sering membaca buku baik buku Pendidikan Pancasila (PP) atau buku lainnya. Lebih jelas terlihat pada tabel dibawah ini.

 

Pada jawaban pertanyaan kedua mengenai tertarik tidaknya dengan mata pelajaran Pendidikan Pancasila , jawaban semua siswa menjawab meningkat sebagaimana terlihat pada tabel berikut

Pada jawaban pertanyaan ketiga  mengenai Penggunaan waktu membaca dalam seminggu diperoleh jawaban siswa tertarik tidaknya dengan mata pelajaran Pendidikan Pancasila , jawaban siswa pada umumnya 3-4 jam sebanyak 17 siswa, siswa yang menjawab 1-2 jam seminggu sebanyak 10 siswa dan 2 siswa menjawab 1-2 jam seminggu. ini terlihat dari tabel dibawah ini .

Pada jawaban pertanyaan ke empat  mengenai nyaman tidaknya dalam membaca buku Pendidikan Pancasila pada umumnya siswa menjawab nyaman sebanyak 20 siswa, yang menjawab biasa sebanyak 8 siswa dan yang menjawab sangat nyaman 4 siswa . Hal ini lebih jelas terlihat pada tabel berikut ini.

 

Pada jawaban pertanyaan kelima  mengenai sikap terhadap membaca materi bacaan teks atau buku Pendidikan Pancasila pada umumnya siswa biasa saja sebabanyak 18 siswa, sedangkan yang lainnya menjawab termotivasi sebanyak 15 siswa. Hal ini terlihat dari tabel di bawah ini

 

  1. Analisis Hasil Penelitian

Dari hasil analisa dta yang diperoleh maka terlihat bahwa terjadi peningkatan intensitas membaca siswa antara sebelum dan sesudah diterapkannya model pembelajaran Discovery dengan modul lengkap, dimana siswa pada umumnya menjawab lebih sering membaca. Mengenai ketertarikan pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila terlihat bahwa umumnya siswa menjawab tertarik dengan materi pembelajaran Pendidikan Pancasila.

Waktu yang digunakan siswa dalam seminggu terjadi peningkatan dimana sebelumnya rata rata siswa menjawab kurang dari 1 jam . Meningkat menjadi antara 2 sampai 4 jam seminggu. Dilihat dari nyaman atau tidaknya dengan materi Pendidikan pancasila terjadi peningkatan meskipun tidak terlalu besar , dari jawaban netral menjadi nyaman sebanyak 20 siswa . Jawaban sikap potif tidaknya pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila juga terjadi peningkatan meskipun tidak besar dari 3 siswa menjadi 15 siswa yang termotivasi setelah belajar Pendidikan Pancasila dengan menerapkan model pembelajaran Discovery dengan menggunakan modul lengkap.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB V

PENUTUP

 

 

  1. KESIMPULAN

Kesimpulan dari penelitian Tindakan kelas ini bahwa penerapan model pembelajaran discovery memberikan efek positif pada peningkatan minat baca siswa, baik dari peningkatan jumlah waktu yang dimanfaatkan siswa untuk membaca dalam seminnggu, ketertarikan pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila, kenyamanan dalam pembelajaran serta termotivasi atau tidaknya siswa untuk membaca.

 

  1. SARAN

Pada penelitin tindakan kelas ini hanya dilihat secara umum mengenai penerapan model pembelajaran secara umum yang lengkap dimulai dari pembuatan modul ajar yang lengkap dengan sintak discovery , langkah pendahuluan, inti, penutup, observasi awal, penilaian formatif berupa penilaian diri siswa, penilaian pengetahuan, penilaian keterampilan untuk kegiatan kelompok dan presentasi, penilaian sikap dengan obserbasi. Serta refleksi siswa dan guru agar terlihat target apa yang ingin dicapai guru dalam pembelajaran tersebut.

Karena itu maka untuk penelitian lanjutan adalah lebih detail lagi diteliti apakah karena penggunaan media pembelajarannya, materi ajarnya, gaya mengajarnya juga berpengaruh pada peningkatan minat baca siswa

Artikel Lainnya

Back to top button

Silahkan klik untuk menyampaikan pertanyaan Anda. ^^

Ada yang ingin Anda tanyakan?
Close
Close